Minggu, 20 April 2014

ETIKA OPERATORN PERAKITAN SEPEDA MOTORjavascript:;


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pembahasan Etika Profesi
Dalam Proses perakitan terdapat etika-etika dalam memproduksi sepeda motor supaya mendapatkan kualitas yang baik. operator dalam melakukan proses perakitan harus memperhatikan kualitas komponen sebelum perakitan supaya operator dalam melakukan proses perakitan tidak merusak komponen yang telah diproses sebelumnya.dalam proses perakitan yang harus di perhatikan oleh operator dan yang membuat operator dapat membuat komponen menjadi cacat adalah
1.         Kualitas komponen-komponen
2.         Tools atau alat kerja
3.         Posisi kerja
4.         Kualitas operator
Dalam proses perakitan terdapat etika untuk mencegah terjadinya produk yang cacat dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu
1.         Tidak emosional dalam bekerja
2.         Teliti dalam bekerja
3.         Kecepatan dalam bekerja
4.         Mengikuti Prosedur dalam bekerja
2.2       Perakitan komponen
            Dalam kebanyakan kasus, pekerjaan merakit adalah kebalikan dari membongkar. Bagaimanapun juga pekerjaan merakit mengacu pada rujukan yang diberikan pada buku manual servis. Ikuti prosedur yang telah ditentukan dala standar opersasi prosedur perusahaan,berikut ini adalah urutan-urutan hal yg perlu diperhatikan dalam perakitan :
1.         Urutan pengencangan baut-baut komponen
             ketika memasang komponen dengan beberapa baut, mur atau sekrup, dimulai dari yang terdekat dengan lubang dan kencangkan untuk menepatkannya. Kemudian kencangkan sesuai dengan urutan spesifikasinya untuk mencegah kelengkungan atau memuainya komponen tersebut untuk menghindari kerusakan. Ketika mengendurkan baut, mur atau sekrup, pertama-tama kendurkan semuanya seperempat putaran kemudian baru lepaskan satu per satu. Jika urutan spesifikasi kekencangan tidak ada, kencangkan secara menyilang, dan lakukan secara bertahap, jangan kencangkan sekaligus.
2.         Torsi pengencangan baut
            Penggunaan torsi yang tidak tepat untuk baut, mur atau sekrup akan mengakibatkan kerusakan serius. Kencangkan sesuai spesifikasi torsi dan gunakan kunci torsi yang berkualitas baik.
3.         Tenaga
            Gunakan perasaan ketika membongkar dan merakit karena tenaga yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan dan perbaikannya menjadi lebih mahal. Jika perlu, gunakan obeng ketok untuk melepaskan sekrup yang memakai nonpermanent locking agent, dan jika ada gunakan palu plastik untuk memukul obeng ketok itu.
4.         Gasket dan o-ring
            Gasket dan o-ring yang keras, aus atau rusak setelah dibongkar dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya kemampuan atau fungsinya. Lepaskan gasket yang lama dan bersihkan permukaan bagian yang semula tertutup gasket dari material gasket atau material lainnya. Pasang gasket baru dan ganti o-ring bekas ketika merakit kembali.
5.         Gasket cair dan nonpermanent locking agent
            Untuk penggunaan yang membutuhkan gasket cair atau nonpermanent locking agent, bersihkan permukaannya hingga tidak ada lagi sisa oli yang menempel sebelum menggunakan gasket cair atau nonpermanent locking agent. Jangan gunakan nonpermanent locking agent secara berlebihan. Penggunaan yang berlebihan dapat menyumbat saluran oli dan menyebabkan kerusakan mesin yang serius.
6.         Penekanan dalam pemasangan laher dan seal
            Untuk memasang komponen-komponen seperti laher atau oil seal, kita harus memberikan tekanan agar mereka masuk ke dalam tempatnya. Gunakan sedikit oli pada pinggir luar areanya. Pastikan untuk selalu menjaga kesejajarannya dan tekan perlahan (landasi dengan laher atau oil seal bekas) ketika memasang.
7.         Ball bearing dan needle bearing
            Jangan lepaskan ball atau needle ketika melepas karena Anda harus menggantinya dengan yang baru ketika ball atau needle lepas. Tekan bearing dengan tanda menghadap keluar. Tekan bearing ke dalam tempatnya dengan memukul ke dalam pada race bearing yang benar seperti yang diperlihatkan.
Penekanan yang tidak benar pada race dapat menyebabkan tekanan di antara race bagian luar dan bagian dalam tidak rata. Hal itu bisa mengakibatkan bearing rusak.
8.         Oil seal dan grease seal
            Jangan tekan oil seal atau grease seal ketika melepasnya. Jika perlu, ganti dengan oil seal dan grease seal yang baru ketika dilepas. Tekan oil seal baru dengan tanda menghadap keluar. Pastikan seal sejajar ketika dipasang, dan berikan grease atau gemuk pada bibir oil seal sebelum memasangnya.
9.         Circlips dan cotter pins
            Ganti circlips atau cotter pins ketika dilepas dengan yang baru. Hati-hati dengan clip. Jangan sampai dibuka secara berlebihan ketika memasangnya untuk mencegah pemuaian atau melar.
10.       Pelumasan
            Sangat penting untuk melumasi komponen yang berputar atau bersinggungan, terutama ketika merakit atau memasang, untuk mengurangi terjadinya keausan selama mesin bekerja. Lumasi bagian-bagian tersebut sesuai dengan petunjuk. Gunakan oli atau grease yang sesuai dengan spesifikasinya.
11.       Arah putaran mesin
            Ketika crankshaft diputar dengan tangan, jumlah arah putaran bebasnya akan mempengaruhi penyetelan. Putar crankshaft searah jarum jam (dilihat dari sisi luar).
12.       Peralatan ukur
            Gunakan alat pengukur yang akurat untuk melakukan pengukuran yang teliti. Baca instruksi dari pembuatnya terlebih dahulu sebelum menggunakan pengukur tersebut. Nilai yang salah menyebabkan penyetelan yang tidak benar atau hasil pekerjaan menyimpang.
13.       Kabel listrik
            Varian kabel listrik terdiri atas dua jenis. Pertama, kabel listrik berwarna satu macam. Kedua, dalam satu kabel terdiri dua warna. Dua warna kabel menunjukkan cirinya, pertama warna utama dan warna garis. Kecuali instruksi lainnya, kabel listrik harus disambungkan dengan warna yang sama. Hati-hati jangan sampai tertukar karena dapat menyebabkan korsleting yang sangat mungkin menyebabkan kerusakan komponen dengan mana kabel itu terhubung.

2.3    Persiapan dan keselamatan kerja operator
Untuk mendukung kenyamanan dan keamanan, sebaiknya mekanik perlu melakukan persiapan diri. Utamakan untuk memenuhi beberapa perlengkapan sebagai berikut:
1.         pakaian
            Busana kerja yang memenuhi syarat adalah wearpack. Sebab, busana ini didesain khusus agar nyaman dikenakan oleh operator ketika melakukan pekerjaan perakitan
2.         Alas kaki (sepatu)
            Alas kaki (sepatu) yang nyaman dikenakan oleh operator  ketika melakukan pekerjaan adalah sepatu safety karena untuk menghindari adanya kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian operator dalam aktivitas pekerjaannya.
3.         Sarung tangan
            memakai sarung tangan dapat membuat pekerjaan lebih efektif ketika memegang peralatan yang licin terkena oli. Selain itu, sarung tangan dapat menghindarkan Anda dari kecelakaan yang diakibatkan dari penggunaan tools atau  luka goresan ketika menggunakan peralatan. Sebaiknya, material sarung tangan terbuat dari bahan kaos atau kulit yang menutup sampai pergelangan tangan.
4.         Lap
            Lap berguna untuk membersihkan tangan, komponen, bagian motor, atau lantai akibat ceceran oli (gemuk) dan peralatan kerja. Perhatian khusus perlu dicurahkan ketika membersihkan bagian-bagian motor. Pakailah dua lap untuk bagian motor atas dan bagian motor bawah. Sebaiknya, sediakan beberapa lap bersih agar kebersihan area bengkel selalu terjaga.
5.         Topi
             topi akan melindungi atau membuat aman rambut dari komponen dan peralatan yang berputar.

BAB III
KESIMPULAN
5.1       Kesimpulan
          Setelah mengetahui etika dan proses operator perakitan dapat  disimpulkan mengenai etika operator dalam bekerja yaitu tidak emosi dalam melakukan pekerjaan, teliti, kecepatan, dan mengikuti urutan prosedur dalam bekerja untuk mencegah terjadinya produk yang cacat yang diakibatkan karena kurangnya etika operator dalam proses perakitan. Dalam proses perakitan operator juga harus memperhatikan kualitas komponen,tools,posisi kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar