KELAS : 4 ID 05
NPM : 39410809
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
Perencananan
sangatlah penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari dari mulai kerja,
kuliah, maupun kegiatan lain. Sebelum kita melakukan suatu kegiatan harus sudah
mempunyai perecanaan yang baik, agar memperoleh hasil yang memuaskan. Dalam
manajemen , perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen. Karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.Dalam uraian diatas maka
setiap orang sudah mempunyai perencanaan dalam hidupnya, proses pembuatan
perencanaan mulai dari :
1. Menentukan
tujuan perencanaan
2. Menentukan
tindakan untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkan
dasar pemikiran kondisi mendatang
4. Mengidentifikasi
cara untuk mencapai tujuan
5. Mengimplementasi
rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.
Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
• Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
• Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional
Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah :
“untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”
Kerugian dan Keuntungan Perencanaan
Keuntungan Perencanaan :
1. Membantu wirausahawan berorientasi ke masa depan
2. Koordinasi keputusan yang tidak dibuat sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok
3. Perencanaan menekan tujuan-tujuan organisasional sehingga wirausahawan secara konstan dalam pencapaian tujuan organisasi
Kerugian Perencanaan :
Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen sehingga manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya seperti pemgorganisasian, mempengaruhi dan pengawasan.
Tujuan dan
manfaat perencanaan :
Tujuan :
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan
dengan perencanaannya
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu
kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya), Baik kualifikasinya maupun kuantitasnya
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya
dan kualitas pekerjaan
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa kegiatan
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Manfaat Perencanaan :
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun
kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumberdaya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
8. Mempermudah aktivitas/kebutuhan kita
Ada beberapa macam mengorganisasian
sumber daya-sumber daya dari Fayol, yaitu :
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i. Rantai
Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun
dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan
organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan tertulis
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan tertulis
PEMBAGIAN TENAGA KERJA (DIVISION OF LABOUR)
Konsep pembagian tenaga kerja
diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi
sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah/tugas-tugas dengan
tanggung jawab penyelesaian yang diberikan pada individu tertentu. Terdapat
juga keuntungan dan kerugian Pembagian Tenaga Kerja. Berikut ini adalah
keuntungan pembagian tenaga kerja.
1. Pekerja
berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu
meningkat,
2. Tenaga kerja
tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain,
3. Pekerja
memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan
efisien, dan
4. Pekerja
hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses
keseluruhan produk.
Selain keutungan pembagian tenaga
kerja terdapat juga kerugian pembagian tenaga kerja. Berikut ini adalah
kerugian pembagian tenaga kerja.
1. Pembagian
kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan
variabel manusia, dan
2. Kerja yang
terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat
produksi menurun.
Wewenang
Wewenang adalah hak untuk
melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak
dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan orang lain
melalui perintah yang dikeluarkan. Wewenang didefinisikan sebagai karakter
komunikasi dengan mana ia diterima oleh individu sebagai penentuan tindakan
yang akan diambil oleh individu dalam sistem. Barnard menunjukkan bahwa
wewenang hanya akan diterima jika :
1. Individu
bisa mengerti perintah yang dikomunikasikan,
2. Individu
percaya perintah itu konsisten untuk tujuan organisasi,
3. Individu
melihat perintah itu sesuai kepentingan pribadinya, dan
4. Individu
secara fisik dan mental mampu menyesuaikan diri dengan perintah tersebut.
Menurut Chester Barnard akan makin
banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang apabila terdapat
hal-hal mengenai jika :
1. Saluran
formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota
organisasi,
2. Tiap anggota
organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima
perintah,
3. Lini
komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung,
4. Rantai
komando yang lengkap,
5. Manajer
memiliki keterampilan komunikasi yang memadai,
6. Manajer
menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional, dan
7. Suatu
perintah secara otentik memang berasal dari manajer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar