Minggu, 18 Mei 2014

PENERAPAN ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 DI PT. SURTECKARIYA INDONESIA

NAMA  : HENDRA WAHYUDI
KELAS : 4 ID 05






BAB I
LATAR BELAKANG

            Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif. Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 

            ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

            Perkembangan perusahaan dan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.

            ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat
            Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja dalam melakukan aktivitas produksi untuk menjaga kesehatan dan kesehatan kerja.

            OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
BAB II
         LANDASAN TEORI


2.1.      ISO 9001
            Standar ISO 9000 diperkenalkan tahun 1987 oleh the International Organisation for Standardisation di Jenewa, Swis. Standar ISO 9000 didasarkan pada konsep bahwa karakteristik minimum tertentu sistem manajemen kualitas dapat distandarisasi, sistem manajemen kualitas memberikan manfaat kepada pemasok dan pelanggan, dan berfokus pada proses.
            ISO 9000 juga memuat prosedur  manajemen, yang di dalamnya termasuk pendokumentasian proses disain, produksi dan distribusi untuk menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
            Kata ‘ISO’ yang menjadi nama dari organisasi ini, berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘equivalent’. Dalam bentuk modern kata ‘Isos’ kemudian ditransformasikan menjadi ‘Iso’ – seperti yang digunakan dalam istilah Isotermis (kesamaan panas), Isobar (kesamaan tekanan), dll. Kata ini diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi menjadi nama dari organisasinya disamping karena kemiripan arti kata ini dengan tujuan organisasi, juga karena kata tersebut memiliki bentuk yang paling mendekati dengan singkatan nama organisasi. ISO merupakan kepanjangan dari International Organization for Standardization. ISO adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian standar internasional.
Standar ISO 9000 diciptakan untuk memenuhi 5 (lima)  tujuan, yaitu:
1) Mencapai, mempertahankan, dan menemukan perbaikan kualitas produk secara terus menerus dan berkesinambungan (termasuk layanan) dalam hubungannya dengan persyaratan,
2) Meningkatkan kualitas operasi secara terus menerus untuk memenuhi harapan konsumen dan pemilik perusahaan,
3) Memberikan kepercayaan kepada manajemen internal dan pekerja bahwa persyaratan kualitas
telah terpenuhi dan perbaikan telah dilakukan,
4) Memberikan kepercayaan kepada konsumen dan pemilik bahwa persyaratan kualitas telah terpenuhi dalam produk yang dikirimkan,
5) Memberikan kepercayaan bahwa persyaratan system kualitas telah terpenuhi.
            ISO 9000 adalah nomor acuan pada suatu seri standar internasional yang menjabarkan kriteria sistem manajemen kualitas. Pada standar tersebut terdapat persyaratan mendasar bagi organisasi yang berkeinginan untuk menerapkan system manajemen kualitas. ISO 9000 mendefinisikan standar sistem kualitas, didasarkan premis bahwa karakteristik tertentu dari praktek-praktek manajemen kualitas dapat distandarkan dan didisain dengan baik, diterapkan dengan baik, pengelolaan system kualitas secara hati-hati akan memberikan kepercayaan bahwa output akan memenuhi persyaratan dan harapan konsumen.
            Saat ini standar seri ISO 9000 diterima secara luas sebagai standar minimum sistem kualitas perusahaan. Pada dasarnya, standar seri ISO 9000 merupakan rangkaian standar sistem kualitas yang menggambarkan praktek-praktek kualitas yang baik, namun tanpa menjelaskan bagaimana suatu perusahaan harus mencapainya. Standar ISO 9000 menyediakan persyaratan sistem manajemen
            kualitas bagi perusahaan, namun upaya untuk memenuhi standar tersebut tidak diatur di dalam ISO 9000. Artinya organisasi sendiri yang harus berupaya mencapai ketentuan yang dipersyaratkan dalam standar tersebut.
2.2       ISO 14001
ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 6.000 sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia.
ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari SML. Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
  • pencegahan polusi
  • kesesuaian dengan undang-undang yang ada
  • perbaikan berkesinambungan SML
Komitmen-komitmen tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja lingkungan secara keseluruhan.
            ISO 14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan anda berkenaan dengan pengelolaan lingkungan; sebagai contoh, emisi udara, tanah, atau air. Organisasi wajib menjelaskan apakah yang mereka akan lakukan, mengikuti prosedur yang tersedia dan mendokumentasikan upaya-upaya mereka untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan perbaikan. Anda diharapkan menyusun tujuan, sasaran dan menerapkan program untuk meningkatkan kinerja lingkungan anda yang mana pada akhirnya akan memberikan manfaat adanya peningkatan keuangan.
            Organisasi perlu mengenali hukum yang berlaku, undangundang yang berkaitan dan persyaratan-persyaratan lainnya yang berkaitan. Hal-hal penting tersebut berkaitan untuk mengenali timbulnya peraturan pemerintah sehingga ukuran tingkat kepatuhan dapat diadopsi dan secara periodik dilakukan evaluasi untuk memastikan persyaratpersyaratan tersebut dipahami oleh para karyawan dan dapat diterapkan secara efektif.
            Standar ISO 14001 disertai dengan ISO 14004, Sistem Manajemen Lingkungan – Panduan Umum terhadap prinsip-prinsip, system-sistem dan dukungan tehnis. Standar ini terdiri dari beberapa bagian, seperti penerapan, implementasi, pemeliharaan dan peningkatan dari Manajemen Sistem dan diskusi-diskusi mengenai penggunaan prinsip-prinsip yang berkaitan.
2.2.1.   Manfaat-manfaat perusahaan mendaftarkan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001 :
  • Meningkatkan kinerja lingkungan sesuai komitmen manajemen puncak
  • Penghematan ongkos dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan penggunaan air dan minimalisasi buangan
  • Mengurangi resiko dari terjadinya polusi dan kondisikondisi lainnya yang berkenaan dengan lingkungan, dan oleh karena itu penghindaran dari ongkos pembersihan yang tidak perlu dan/atau pelaksanaan tindakan dari lembaga-lembaga hukum
  • Kesesuaian hukum melalui pengenalan perundangundangan baru dengan kecukupan waktu dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan terkini Mengurangi resiko dari ketidak-sesuaian dengan perundang-undangan dan ongkos-ongkos tuntutan hukum selanjutnya
  • Memberikan kesan mendalam pada suatu merek dimana para pelanggan akan memandang organisasi tersebut telah melakukan pengendalian dampak lingkungan yang baik
  • Meningkatkan pemusatan tujuan bisnis dan mengkomunikasikan masalah-masalah lingkungan terkini Meningkatkan kemampu-labaan organisasi melalui pengurangan ongkos-ongkos dan meningkatkan kepuasan pelanggan
2.2.2.   Cara mendapatkan sertifikasi ISO 14001
  • Aplikasi permohonan pendaftaran ISO 14001 dilakukan dengan melengkapi kuestioner SML
  • Audit ISO 14001 dilaksanakan oleh NQA. Hal ini terdiri dari dua kunjungan audit utama dengan menggunakan formulir Audit Sertifikasi Awal
  • Permohonan pendaftaran disetujui oleh NQA, berikut tahapan selanjutnya harus dilakukan oleh klien.
  • Pemeliharaan sertifikasi ISO 14001 dikonfirmasikan melalui program Audit pengawasan (surveilans) tahunan dan proses sertifikasi ulang setelah tiga tahun masa berlakunya sertifikasi ISO 14001 tersebut.

            Pada ISO 14001 terdapat beberapa langkah yang telah dikembangkan menjadi 17 elemen. Keseluruhan 17 elemen ini dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu : kebijakan lingkungan, perencanaan, penerapan dan pengoperasian, pemeriksaan, serta pengkajian ulang manajemen.

Dengan membuat kebijakan lingkungan dan kemudian menyusun hal-hal yang menjadi perhatian organisasi, dalam lingkungan (aspek lingkungan) dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan aspek lingkungan tersebut, dan kemudian menyusun rencana untuk mewujudkan aspek lingkungan tersebut (tujuan dan sasaran) kemudian menghasilkan rencana untuk mewujudkan itu semua. Kemudian, dengan menetapkan struktur organisasi, tanggung jawab masing-masing, dan pelatihan, maka mulai menjalankan rencana (pelaksanaan). Pengkomunikasian, pengendalian dokumen dan prosedur pengendalian operasional dan tanggap darurat merupakan bagian-bagian program. Bagian ini biasanya terdiri dari manual Sistem Manajemen Lingkungan yang mendokumentasikan program yang menghasilkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Metode organisasi untuk mengukur dan memantau dampak lingkungan juga termasuk dalam pemeriksaan Sistem Manajemen Lingkungan, bersama dengan pelaksanaan pengidentifikasian ketidaksesuaian dan untuk melaksanakan tindakan perbaikan dan pencegahan. Dan, pada akhirnya program yang telah dijalankan harus dilakukan peninjauan ulang secara berkala. Kata-kata yang dicetak tebal merupakan pendefinisian bagian-bagian utama ISO 14001.
ISO 14000 juga merupakan standar global yang menyediakan struktur mekanisme bisnis untuk mengukur, mengatur dan yang terpenting mengurangi resiko dan dampak lingkungan.
2.2.3.   Standar ISO 14000 terdiri dari dua ide utama:
1. Pertama ialah keinginan untuk konsisten dengan standar manajemen lingkungan dan penerapannya. Ide ini berisi bahwa dimanapun lokasi sebuah bisnis, jika memiliki program sesuai dengan standar maka keberhasilannya akan diterima secara universal (Hall, 1996).
2. Tema penting yang kedua ialah, dalam menyusun Sistem Manajemen Lingkungan setiap perusahaan diijinkan untuk mempertimbangkan proses, produk dan nilainya sendiri untuk menyusun prosedur yang paling efektif bagi diri mereka sendiri dan juga mengukur proses berdasarkan tujuan yang diinginkan dari sebuah program.(Hall, 1996)
2.3.      OHSAS 18001
            OHSAS – Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut Manajemen K3 . Tujuan dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker, yaitu Perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yg timbul dari lingkungan kerja  pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja DAN  tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan pekerja itu sendiri.
            Akibat dari kecelakaan kerja bagi perusahaan yang bisa menciptakan citra buruk perusahaan dan  menurunkan image perusahaan di mata clients, media dan pekerja lainnya. seperti diketahui Banyak Industri ataupun bisa  jasa yang prosesnya berdampak negative terhadap lingkungan serta kesehatan dan keselamatan pekerjanya, oleh sebab itu di butuhkan manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (Manajemen K3) sehingga ada jaminan bagi para pekerjanya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaan besar terutama OIL&GAS mewajibkan semua mitranya minimal harus mengimplementasikan sistem Manajemen K3 atau biasa di sebut dengan CSMS ( Contractor Safety Manajemen System ) serta untuk bisa mengikuti tender  pada bidang oil and gas syarat utamanya perusahaan wajib memiliki dokumen K3LL .
2.3.1.    Standart dalam Penerapan OHSAS 18001
            Standar OHSAS mengandung beberapa komponen utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapan Sistim Manajemen K3 dalam perusahaan secara berkesinambungan.
Komponen utama standar OHSAS 18001 dalam penerapannya di perusahaan meliputi:
1. Adanya komitmen dari semua management perusahaan tentang Sistem Manajemen K3 .
2. Adanya perencanaan/analisa tentang program-program Sistem Manajemen K3 dalam
    perusahaan
3. Melakukan Implementasi/penarapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan itu sendiri
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
    perusahaan
5. Melakukan Review dari  manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3
    untuk di praktekkan dalam semua kegiatan perusahaan secara berkesinambungan.
Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu :
1. Melakukan indentifikasi resiko secara dini dan bahaya kepada linkungan
2. Menyesuikan/melaksanakan ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku
3.  Menetapkan sebuah   target perusahaan dalam pelaksana program tersebut nantinya
4.      Semua komponen dalam perusahaan Melaksanakan program perencanaan demi untuk
     tercapainya target dan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan
5. Mengharuskan adanya perencanaan terhadap kejadian darurat dalam operational
6. Jangan Lupa untuk melakukan Review ulang terhadap target dan para pelaksana system
7. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
            Seiring dengan upaya pelaksanaan OHSAS 18001 dalam perusahaan, muncullah suatu konsep baru sebagai akibat praktek OHSAS 18001 dalam manajemen perusahaan. Konsep baru tersebut yang lebih dikenal sekarang ini yaitu dengan nama Green Company.
            Konsep OHSAS 18001 memiliki beberapa kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001, sehingga banyak perusahaan sekarang mengintegrasikan tiga sistem tersebut sekaligua yaitu ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001 , dengan adanya sistem integrasi ini perusahaan akan lebih banyak mengambil keuntungan baik dari sisi effisiensi biaya, waktu ataupun efektifitas pelaksanaannya dalam perusahaan sebab dengan integrasi system artinya satu prosedur sudah mencangkup tiga sistem tersebut di dalamnya ( ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001 )
3. Standart dalam proses penerapan Manajemen K3
 Untuk menerapkan system Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan proses, Sebagai berikut :
 1.      Tahap Indentifikasi Awal Manajemen K3 - OHSAS 18001
       Analisa / Indentifikasi terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja di organisasi / industry.

      1.  Mencakup evaluasi proses sistem tersebut di organisasi sebelumnya
2. Pemeriksaan terhadap prosedur yang ada (berikut dokumennya)
3. Analisa tingkat kecelakaan pada masa lalu dan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku
 2.      Tahap Persiapan dan Implementasi Manajemen K3 - OHSAS 18001
            Tahap ini merupakan tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan implementasinya. Pada tahap ini ada beberapa elemen yang harus diperhatikan yaitu :
             1.Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta managementnya
            2. Organisasi, sumberdaya dan training
            3. Pengendalian operasional yang menjadi titik tolak prosedur proses, peraturan    
                 kesehatan
                dan keselamatan kerja dan perijinannya di lingkungan kerja.
            4. Tujuan dan target dari pelaksanaan  kesehatan dan keselamatan kerja
            5. Panduan system kesehatan dan keselamatan kerja dan dokumentasi
            6. Pengendalian operasional yang mencakup adalah sebagai berikut:
                              – pemantauan kesehatan kerja,
                              – persiapan proyek,
                              – pembelian yang berhubungan dengan hal tersebut
                              –  pemasok.
             7. Pemeriksaan dan tindakan pencegahan
             8. Investigasi dan tindakan perbaikan secara terus menerus
        
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.      Hubungan Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan

            Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001.  Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini  OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
            Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.
           
            Dalam suatu perusahaan untuk dapat memakai ISO berbagai macam tidak mudah karena perusahaan harus mengadakan audit untuk menilai secara langsung perusahaan tersebut layak atau tidak untuk mendapatkan ISO. Contoh dalam perusahaan saya bekerja untuk mendapatkan ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 dengan cara melakukan aktifitas yang dalam proses produksi untuk menjaga nama baik perusahaan karena produknya sudah mendapatkan sertifikasi ISO.


            PT. Surteckariya indonesia terletak di jalan teuku umar KM 29, telaga asih, komlpeks industri gobel, cikarang barat, bekasi dengan luas keseluruhan 25.400 m².  PT. Surteckariya Indonesia memiliki 2 gedung untuk berlangsung proses produksi dan 1 gedung untuk office. Berdasarkan tempatnya gedung 1 untuk berlangsungnya produksi dan terdapat beberapa line produksi diantaranya line nikel chroome, line Zinrack 3-4, line zink barel, line cni, line cuci, line ed-coating 1-2, line alumit 1-2, line Snb, line Csn, line nikel barel, line phosphating, line black oxide, dan line chroomate.
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa manufaktur yaitu proses penyelesaian akhir produksi dengan cara pewarnaan produk yang terbuat dari metal.
            ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 didalam PT  Surteckariya indonesia sangatlah penting untuk menjaga kepercayaan konsumen untuk menjaga kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk melihat proses ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 sebagai contoh di departemen chromate yang merupakan proses produksi manual yang sangat mengutamakan kualitas produksi, analisi dampak terhadap lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
            Dalam proses produksi departemen chromate sangat patuh terhadap Standar Operasi Produksi untuk menjaga kualitas produksi dan menjaga kepercayaan konsumen. Dari awal proses penggunaan chemichal yang di gunakan sesuai dengan standar yang di tetapkan dan juga dalam proses produksi menggunakan timer sesuai yang di tetapkan.
            Analisis terhadap lingkungan perusahaan ini sangat peduli terhadap pembuangan limbah chemichal atau bahan kimia yang bisa membuat lingkungan menjadi tercemar. Perusahaan ini mempunyai departemen Water Waste Treathment yang mempunyai tugas mengolah limbah hasil produksi menjadi air yang bisa di gunakan kembali untuk proses produksi dan air  juga bisa di gunakan untuk merawat taman di sekitar perusahaan. Di bawah ini adalah gambar contoh chemichal dan juga setelah produk terkena chemichal dibilas menggunakan air dari hasil daur ulang limbah :
 

            Dari gambar diatas adalah proses ketika produk masuk kedalam bak chemichal dalam beberapa detik setelah timer menyala lalu proses berikutnya adalah pembilasan dengan air yang dari hasil daur ulang limbah chemichal.  Proses daur ulang air dengan cara Di setiap minggu chemichal di dalam bak dikuras sampai bersih, chemichal tersebut dibuang di lubang tempat pipa air mengalikan air dan limbah hasil chemichal dicampur dan ditampung di bak besar dengan kedalam 5 meter setelah di tampung air dan limbah yang sudah tercampur lalu di alirkan ke beberapa tangki filter untuk menyaring kotoran-kotoran lalu masuk kedalam proses karbon untuk menjadikan air menjadi bersih dan tidak bau, lalu masuk ke tangki penampungan setelah itu air dialirkan kembali ke departemen produksi.

            Keselamatan Dan Kesehatan kerja adalah hak yang dimiliki pekerja dalam melakukan aktifitas produksi dan berguna untuk menjaga kondisi fisik baik bagian luar maupun bagian dalam. Di setiap aktifitas produksi seringan apapun proses bekerja dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Di PT Surteckariya indonesia menerapkan sistem Keselamatan Dan Kesehatan kerja dengan menyuruh setiap karyawan wajib menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, topi, sepatu safety, dan apron.


BAB IV
KESIMPULAN

            Setiap aktivitas produksi ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 sangat berkaitan untuk menjaga kualitas hasil produksi. Jika salah satu tidak dimiliki oleh perusahaan akan mempunyai dampak langsung terhadap hasil produksi dan dampak lingkungan yang akan terkena terhadap warga sekitar perusahaan. Dalam melakukan aktifitas ISO harus dapat diawasi dengan ketat agar tidak menimbulkan kerugian untuk perusahaan dan juga kerugian terhadap pencemaran hasil limbah yang terkena warga sekitar yang bisa menimbulkan keracunan akibat terkena chemichal.

DAFTAR PUSTAKA
-          www.elibunikom.com
-          Hall, 1996
-          www.wikipedia.com
-          www.fileupi.com
-          https://journal.ubaya.ac.id