KELAS : 4 ID 05
BAB I
LATAR BELAKANG
Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif. Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perkembangan perusahaan dan industri
dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak
industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan
pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini,
maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan
industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan
telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat
pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk
meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkan kesepakatan
international pada tahun 1996 International Organization for Standardization
meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara professional di
dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001.
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat
Perkembangan
perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang
prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya
seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal
tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada
citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi
pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak.
Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke
pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya.
Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001
diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja
dalam melakukan aktivitas produksi untuk menjaga kesehatan dan kesehatan kerja.
OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1. ISO 9001
Standar
ISO 9000 diperkenalkan tahun 1987 oleh the International Organisation for
Standardisation di Jenewa, Swis. Standar ISO 9000 didasarkan pada
konsep bahwa karakteristik minimum tertentu sistem manajemen kualitas dapat distandarisasi,
sistem manajemen kualitas memberikan manfaat kepada pemasok dan pelanggan, dan
berfokus pada proses.
ISO
9000 juga memuat prosedur manajemen, yang di dalamnya termasuk
pendokumentasian proses disain, produksi dan distribusi untuk
menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Kata
‘ISO’ yang menjadi nama dari organisasi ini, berasal dari bahasa Yunani yaitu
‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘equivalent’. Dalam bentuk modern kata ‘Isos’ kemudian
ditransformasikan menjadi ‘Iso’ – seperti yang digunakan dalam istilah
Isotermis (kesamaan panas), Isobar (kesamaan tekanan), dll. Kata ini diadopsi
oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi menjadi nama dari
organisasinya disamping karena kemiripan arti kata ini dengan tujuan
organisasi, juga karena kata tersebut memiliki bentuk yang paling mendekati
dengan singkatan nama organisasi. ISO merupakan kepanjangan dari International
Organization for Standardization. ISO adalah badan standar dunia yang
dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan
perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar
kerja internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi
pemakaian standar internasional.
Standar ISO 9000 diciptakan untuk memenuhi 5
(lima) tujuan, yaitu:
1) Mencapai, mempertahankan, dan menemukan
perbaikan kualitas produk secara terus menerus dan berkesinambungan (termasuk
layanan) dalam hubungannya dengan persyaratan,
2) Meningkatkan kualitas operasi secara terus
menerus untuk memenuhi harapan konsumen dan pemilik perusahaan,
3) Memberikan kepercayaan kepada manajemen
internal dan pekerja bahwa persyaratan kualitas
telah terpenuhi dan perbaikan telah dilakukan,
4) Memberikan kepercayaan kepada konsumen dan
pemilik bahwa persyaratan kualitas telah terpenuhi dalam produk yang
dikirimkan,
5) Memberikan kepercayaan bahwa persyaratan
system kualitas telah terpenuhi.
ISO
9000 adalah nomor acuan pada suatu seri standar internasional yang menjabarkan
kriteria sistem manajemen kualitas. Pada standar tersebut terdapat persyaratan
mendasar bagi organisasi yang berkeinginan untuk menerapkan system manajemen
kualitas. ISO 9000 mendefinisikan standar sistem kualitas, didasarkan premis
bahwa karakteristik tertentu dari praktek-praktek manajemen kualitas dapat
distandarkan dan didisain dengan baik, diterapkan dengan baik, pengelolaan
system kualitas secara hati-hati akan memberikan kepercayaan bahwa output akan
memenuhi persyaratan dan harapan konsumen.
Saat
ini standar seri ISO 9000 diterima secara luas sebagai standar minimum sistem
kualitas perusahaan. Pada dasarnya, standar seri ISO 9000 merupakan rangkaian
standar sistem kualitas yang menggambarkan praktek-praktek kualitas yang baik,
namun tanpa menjelaskan bagaimana suatu perusahaan harus mencapainya. Standar
ISO 9000 menyediakan persyaratan sistem manajemen
kualitas
bagi perusahaan, namun upaya untuk memenuhi standar tersebut tidak diatur di
dalam ISO 9000. Artinya organisasi sendiri yang harus berupaya mencapai
ketentuan yang dipersyaratkan dalam standar tersebut.
2.2 ISO 14001
ISO 14001
adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang
pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 6.000
sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia.
ISO 14001
adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi
formulasi dan pemeliharaan dari SML. Tiga komitmen fundamental mendukung
kebijakan lingkungan untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
- pencegahan polusi
- kesesuaian dengan undang-undang
yang ada
- perbaikan berkesinambungan SML
Komitmen-komitmen
tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja lingkungan secara keseluruhan.
ISO
14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek
lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan anda berkenaan dengan
pengelolaan lingkungan; sebagai contoh, emisi udara, tanah, atau air.
Organisasi wajib menjelaskan apakah yang mereka akan lakukan, mengikuti
prosedur yang tersedia dan mendokumentasikan upaya-upaya mereka untuk
mendemonstrasikan kesesuaian dan perbaikan. Anda diharapkan menyusun tujuan,
sasaran dan menerapkan program untuk meningkatkan kinerja lingkungan anda yang
mana pada akhirnya akan memberikan manfaat adanya peningkatan keuangan.
Organisasi
perlu mengenali hukum yang berlaku, undangundang yang berkaitan dan
persyaratan-persyaratan lainnya yang berkaitan. Hal-hal penting tersebut berkaitan
untuk mengenali timbulnya peraturan pemerintah sehingga ukuran tingkat
kepatuhan dapat diadopsi dan secara periodik dilakukan evaluasi untuk
memastikan persyaratpersyaratan tersebut dipahami oleh para karyawan dan dapat
diterapkan secara efektif.
Standar
ISO 14001 disertai dengan ISO 14004, Sistem Manajemen Lingkungan – Panduan Umum
terhadap prinsip-prinsip, system-sistem dan dukungan tehnis. Standar ini
terdiri dari beberapa bagian, seperti penerapan, implementasi, pemeliharaan dan
peningkatan dari Manajemen Sistem dan diskusi-diskusi mengenai penggunaan
prinsip-prinsip yang berkaitan.
2.2.1. Manfaat-manfaat perusahaan mendaftarkan untuk mendapatkan
sertifikasi ISO 14001 :
- Meningkatkan
kinerja lingkungan sesuai komitmen manajemen puncak
- Penghematan
ongkos dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan penggunaan
air dan minimalisasi buangan
- Mengurangi
resiko dari terjadinya polusi dan kondisikondisi lainnya yang berkenaan
dengan lingkungan, dan oleh karena itu penghindaran dari ongkos
pembersihan yang tidak perlu dan/atau pelaksanaan tindakan dari
lembaga-lembaga hukum
- Kesesuaian
hukum melalui pengenalan perundangundangan baru dengan kecukupan waktu
dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan terkini Mengurangi resiko dari
ketidak-sesuaian dengan perundang-undangan dan ongkos-ongkos tuntutan
hukum selanjutnya
- Memberikan
kesan mendalam pada suatu merek dimana para pelanggan akan memandang
organisasi tersebut telah melakukan pengendalian dampak lingkungan yang
baik
- Meningkatkan
pemusatan tujuan bisnis dan mengkomunikasikan masalah-masalah lingkungan
terkini Meningkatkan kemampu-labaan organisasi melalui pengurangan
ongkos-ongkos dan meningkatkan kepuasan pelanggan
2.2.2. Cara mendapatkan sertifikasi ISO 14001
- Aplikasi
permohonan pendaftaran ISO 14001 dilakukan dengan melengkapi kuestioner
SML
- Audit
ISO 14001 dilaksanakan oleh NQA. Hal ini terdiri dari dua kunjungan audit
utama dengan menggunakan formulir Audit Sertifikasi Awal
- Permohonan
pendaftaran disetujui oleh NQA, berikut tahapan selanjutnya harus
dilakukan oleh klien.
- Pemeliharaan
sertifikasi ISO 14001 dikonfirmasikan melalui program Audit pengawasan
(surveilans) tahunan dan proses sertifikasi ulang setelah tiga tahun masa
berlakunya sertifikasi ISO 14001 tersebut.
Pada
ISO 14001 terdapat beberapa langkah yang telah dikembangkan menjadi 17 elemen.
Keseluruhan 17 elemen ini dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu : kebijakan lingkungan, perencanaan, penerapan
dan pengoperasian, pemeriksaan, serta pengkajian ulang manajemen.
Dengan membuat kebijakan lingkungan dan kemudian
menyusun hal-hal yang menjadi perhatian organisasi, dalam lingkungan (aspek
lingkungan) dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan aspek
lingkungan tersebut, dan kemudian menyusun rencana untuk mewujudkan aspek
lingkungan tersebut (tujuan dan sasaran) kemudian menghasilkan rencana untuk
mewujudkan itu semua. Kemudian, dengan menetapkan struktur organisasi, tanggung
jawab masing-masing, dan pelatihan, maka mulai menjalankan rencana
(pelaksanaan). Pengkomunikasian, pengendalian dokumen dan prosedur pengendalian
operasional dan tanggap darurat merupakan bagian-bagian program. Bagian ini
biasanya terdiri dari manual Sistem Manajemen Lingkungan yang mendokumentasikan
program yang menghasilkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Metode
organisasi untuk mengukur dan memantau dampak lingkungan juga termasuk dalam
pemeriksaan Sistem Manajemen Lingkungan, bersama dengan pelaksanaan
pengidentifikasian ketidaksesuaian dan untuk melaksanakan tindakan perbaikan
dan pencegahan. Dan, pada akhirnya program yang telah dijalankan harus
dilakukan peninjauan ulang secara berkala. Kata-kata yang dicetak tebal
merupakan pendefinisian bagian-bagian utama ISO 14001.
ISO 14000 juga merupakan standar global yang
menyediakan struktur mekanisme bisnis untuk mengukur, mengatur dan yang
terpenting mengurangi resiko dan dampak lingkungan.
2.2.3. Standar
ISO 14000 terdiri dari dua ide utama:
1. Pertama ialah keinginan untuk konsisten dengan
standar manajemen lingkungan dan penerapannya. Ide ini berisi bahwa dimanapun
lokasi sebuah bisnis, jika memiliki program sesuai dengan standar maka
keberhasilannya akan diterima secara universal (Hall, 1996).
2. Tema penting yang kedua ialah, dalam menyusun
Sistem Manajemen Lingkungan setiap perusahaan diijinkan untuk mempertimbangkan
proses, produk dan nilainya sendiri untuk menyusun prosedur yang paling efektif
bagi diri mereka sendiri dan juga mengukur proses berdasarkan tujuan yang
diinginkan dari sebuah program.(Hall, 1996)
2.3. OHSAS
18001
OHSAS
– Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 merupakan standar
internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja atau biasa disebut Manajemen K3 . Tujuan dari OHSAS 18001
ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker, yaitu Perlindungan
terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yg timbul dari
lingkungan kerja pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan
dan keselamatan para pekerja DAN tidak menimbulkan kerugian bagi
perusahaan dan pekerja itu sendiri.
Akibat
dari kecelakaan kerja bagi perusahaan yang bisa menciptakan citra buruk
perusahaan dan menurunkan image perusahaan di mata clients, media dan
pekerja lainnya. seperti diketahui Banyak Industri ataupun bisa jasa yang
prosesnya berdampak negative terhadap lingkungan serta kesehatan dan
keselamatan pekerjanya, oleh sebab itu di butuhkan manajemen Kesehatan &
Keselamatan Kerja (Manajemen K3) sehingga ada jaminan bagi para
pekerjanya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaan besar terutama
OIL&GAS mewajibkan semua mitranya minimal harus mengimplementasikan sistem Manajemen K3 atau biasa di sebut dengan CSMS (
Contractor Safety Manajemen System ) serta untuk bisa mengikuti tender
pada bidang oil and gas syarat utamanya perusahaan wajib memiliki dokumen
K3LL .
2.3.1. Standart dalam Penerapan OHSAS 18001
Standar OHSAS mengandung beberapa komponen utama yang harus dipenuhi oleh
perusahaan dalam penerapan Sistim Manajemen
K3 dalam perusahaan secara berkesinambungan.
Komponen utama standar OHSAS 18001
dalam penerapannya di perusahaan meliputi:
1. Adanya komitmen dari semua management perusahaan
tentang Sistem Manajemen K3 .
2. Adanya perencanaan/analisa tentang program-program Sistem Manajemen K3 dalam
2. Adanya perencanaan/analisa tentang program-program Sistem Manajemen K3 dalam
perusahaan
3. Melakukan Implementasi/penarapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan itu sendiri
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
3. Melakukan Implementasi/penarapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan itu sendiri
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
perusahaan
5. Melakukan Review dari manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3
5. Melakukan Review dari manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3
untuk di praktekkan dalam semua
kegiatan perusahaan secara berkesinambungan.
Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam
penyusunan Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001
dibagi menjadi 7 tahapan yaitu :
1. Melakukan indentifikasi resiko secara dini dan
bahaya kepada linkungan
2. Menyesuikan/melaksanakan ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku
3. Menetapkan sebuah target perusahaan dalam pelaksana program tersebut nantinya
4. Semua komponen dalam perusahaan Melaksanakan program perencanaan demi untuk
2. Menyesuikan/melaksanakan ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku
3. Menetapkan sebuah target perusahaan dalam pelaksana program tersebut nantinya
4. Semua komponen dalam perusahaan Melaksanakan program perencanaan demi untuk
tercapainya target dan objek
yang telah ditentukan oleh perusahaan
5. Mengharuskan adanya perencanaan terhadap kejadian darurat dalam operational
6. Jangan Lupa untuk melakukan Review ulang terhadap target dan para pelaksana system
7. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
5. Mengharuskan adanya perencanaan terhadap kejadian darurat dalam operational
6. Jangan Lupa untuk melakukan Review ulang terhadap target dan para pelaksana system
7. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
Seiring
dengan upaya pelaksanaan OHSAS 18001
dalam perusahaan, muncullah suatu konsep baru sebagai akibat praktek OHSAS 18001
dalam manajemen perusahaan. Konsep baru tersebut yang lebih dikenal sekarang
ini yaitu dengan nama Green Company.
Konsep
OHSAS 18001
memiliki beberapa kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001, sehingga banyak
perusahaan sekarang mengintegrasikan tiga sistem tersebut sekaligua yaitu ISO
9001, ISO 14001 & OHSAS 18001
, dengan adanya sistem integrasi ini perusahaan akan lebih banyak mengambil
keuntungan baik dari sisi effisiensi biaya, waktu ataupun efektifitas
pelaksanaannya dalam perusahaan sebab dengan integrasi system artinya satu
prosedur sudah mencangkup tiga sistem tersebut di dalamnya ( ISO 9001, ISO
14001 & OHSAS 18001
)
3. Standart dalam proses
penerapan Manajemen K3
Untuk menerapkan system Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan
proses, Sebagai berikut :
1.
Tahap Indentifikasi Awal Manajemen K3 - OHSAS 18001
Analisa / Indentifikasi
terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas kesehatan dan
keselamatan kerja di organisasi / industry.
1. Mencakup evaluasi proses
sistem tersebut di organisasi sebelumnya
2. Pemeriksaan terhadap prosedur
yang ada (berikut dokumennya)
3.
Analisa tingkat kecelakaan pada masa lalu dan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku
2. Tahap
Persiapan dan Implementasi Manajemen K3
- OHSAS 18001
Tahap
ini merupakan tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan
implementasinya. Pada tahap ini ada beberapa elemen yang harus diperhatikan
yaitu :
1.Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta managementnya
2. Organisasi, sumberdaya dan training
3. Pengendalian operasional yang menjadi titik
tolak prosedur proses, peraturan
kesehatan
dan keselamatan kerja
dan perijinannya di lingkungan kerja.
4. Tujuan dan target dari pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja
5. Panduan system kesehatan dan keselamatan
kerja dan dokumentasi
6. Pengendalian operasional yang mencakup adalah
sebagai berikut:
– pemantauan
kesehatan kerja,
– persiapan proyek,
– pembelian
yang berhubungan dengan hal tersebut
– pemasok.
7. Pemeriksaan dan tindakan pencegahan
8. Investigasi dan tindakan perbaikan
secara terus menerus
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Hubungan
Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Sejalan dengan itu banyak perusahaan
yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas
dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan lingkungan hidup atau
HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan Environment).
Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu,
lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian
dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen
tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar
kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan
bahkan konflik.
Dalam suatu perusahaan untuk dapat
memakai ISO berbagai macam tidak mudah karena perusahaan harus mengadakan audit
untuk menilai secara langsung perusahaan tersebut layak atau tidak untuk
mendapatkan ISO. Contoh dalam perusahaan saya bekerja untuk mendapatkan ISO
9001, 14001, OHSAS 18001 dengan cara melakukan aktifitas yang dalam proses
produksi untuk menjaga nama baik perusahaan karena produknya sudah mendapatkan
sertifikasi ISO.
PT. Surteckariya indonesia terletak
di jalan teuku umar KM 29, telaga asih, komlpeks industri gobel, cikarang
barat, bekasi dengan luas keseluruhan 25.400 m². PT.
Surteckariya Indonesia memiliki 2 gedung untuk berlangsung proses produksi dan
1 gedung untuk office. Berdasarkan
tempatnya gedung 1 untuk berlangsungnya produksi dan terdapat beberapa line
produksi diantaranya line nikel chroome,
line Zinrack 3-4, line zink barel, line cni, line cuci, line ed-coating 1-2,
line alumit 1-2, line Snb, line Csn, line nikel barel, line phosphating, line
black oxide, dan line chroomate.
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa
manufaktur yaitu proses penyelesaian akhir produksi dengan cara pewarnaan
produk yang terbuat dari metal.
ISO
9001, 14001, OHSAS 18001 didalam PT
Surteckariya indonesia sangatlah penting untuk menjaga kepercayaan
konsumen untuk menjaga kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk melihat
proses ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 sebagai contoh di departemen chromate yang
merupakan proses produksi manual yang sangat mengutamakan kualitas produksi,
analisi dampak terhadap lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan.
Dalam
proses produksi departemen chromate sangat patuh terhadap Standar Operasi
Produksi untuk menjaga kualitas produksi dan menjaga kepercayaan konsumen. Dari
awal proses penggunaan chemichal yang di gunakan sesuai dengan standar yang di
tetapkan dan juga dalam proses produksi menggunakan timer sesuai yang di
tetapkan.
Analisis terhadap lingkungan
perusahaan ini sangat peduli terhadap pembuangan limbah chemichal atau bahan
kimia yang bisa membuat lingkungan menjadi tercemar. Perusahaan ini mempunyai
departemen Water Waste Treathment yang mempunyai tugas mengolah limbah hasil
produksi menjadi air yang bisa di gunakan kembali untuk proses produksi dan air
juga bisa di gunakan untuk merawat taman
di sekitar perusahaan. Di bawah ini adalah gambar contoh chemichal dan juga setelah
produk terkena chemichal dibilas menggunakan air dari hasil daur ulang limbah :
Dari
gambar diatas adalah proses ketika produk masuk kedalam bak chemichal dalam
beberapa detik setelah timer menyala lalu proses berikutnya adalah pembilasan
dengan air yang dari hasil daur ulang limbah chemichal. Proses daur ulang air dengan cara Di setiap
minggu chemichal di dalam bak dikuras sampai bersih, chemichal tersebut dibuang
di lubang tempat pipa air mengalikan air dan limbah hasil chemichal dicampur
dan ditampung di bak besar dengan kedalam 5 meter setelah di tampung air dan
limbah yang sudah tercampur lalu di alirkan ke beberapa tangki filter untuk
menyaring kotoran-kotoran lalu masuk kedalam proses karbon untuk menjadikan air
menjadi bersih dan tidak bau, lalu masuk ke tangki penampungan setelah itu air
dialirkan kembali ke departemen produksi.
Keselamatan
Dan Kesehatan kerja adalah hak yang dimiliki pekerja dalam melakukan aktifitas
produksi dan berguna untuk menjaga kondisi fisik baik bagian luar maupun bagian
dalam. Di setiap aktifitas produksi seringan apapun proses bekerja dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Di PT Surteckariya indonesia menerapkan sistem Keselamatan
Dan Kesehatan kerja dengan menyuruh setiap karyawan wajib menggunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, topi, sepatu safety, dan apron.
BAB IV
KESIMPULAN
Setiap
aktivitas produksi ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 sangat berkaitan untuk menjaga
kualitas hasil produksi. Jika salah satu tidak dimiliki oleh perusahaan akan
mempunyai dampak langsung terhadap hasil produksi dan dampak lingkungan yang
akan terkena terhadap warga sekitar perusahaan. Dalam melakukan aktifitas ISO
harus dapat diawasi dengan ketat agar tidak menimbulkan kerugian untuk
perusahaan dan juga kerugian terhadap pencemaran hasil limbah yang terkena
warga sekitar yang bisa menimbulkan keracunan akibat terkena chemichal.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hall, 1996